Setiap tahun Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan kegiatan Internalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan (Inti Bangsa) dengan mengundang para guru sejarah untuk menyelami dan mengeksplorasi kekayaan sejarah bangsa Indonesia.
Kegiatan Inti Bangsa tahun ini diadakan di Pangkal Pinang. Bapak Doni Koesoema A, anggota Tim Pokja pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu narasumber untuk memberikan pencerahan kepada para guru sejarah tentang bagaimana mengintegrasikan pembelajaran sejarah dalam pembentukan karakter peserta didik.
“Kalau kita ringkas, sebenarnya seluruh hal yang kita pelajari di sekolah adalah tentang sejarah,” ujar Doni Koesoema A dalam paparannya.
Doni juga menyatakan bahwa belajar sejarah bukan hanya menggali apa yang terjadi di masa lalu, melainkan memahami apa yang terjadi di masa lalu, memaknainya untuk apa yang terjadi di masa kini, agar kita mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan belajar sejarah.
“Sejarah, bila hanya dimaknai sebagai serpihan pengalaman masa lalu akan membosankan dan mati. Namun, bila kita telaah demi transformasi bangsa di masa depan, akan menawarkan kegairahan dan harapan. Belajar sejarah melalui kunjungan ke situs bersejarah akan mendekatkan para guru dengan peristiwa sejarah sehingga mereka dapat lebih kreatif dan imajinatif mengajar peserta didik,” ujar Doni.
Bila pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mentransformasi diri dan masyarakat, maka belajar sejarah merupakan pengalaman hakiki proses transformasi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sebab “Pada akhirnya, manusialah yang menentukan sejarah dan masa depannya. Di sinilah pentingnya memahami sejarah sebagai dimensi transformatif pendidikan,” pungkas Doni.
Para guru sejarah dalam kegiatan ini terdiri dari para guru sejarah pilihan di seluruh provinsi. Mereka belajar, berbagi, dan mengekplorasi pusat-pusat sejarah di Pangkal Pinang.