Pemerhati pendidikan Doni Koesoema A menyatakan ada 3 jenis persepsi orang tua terhadap sekolah. Jenis persepsi ini masuk dalam keyakinan orang tua yang akan memengaruhi proses belajar mengajar anaknya di sekolah.
Persepsi pertama adalah anggapan bahwa sekolah merupakan tempat penitipan anak. Orang tua hanya menitipkan anaknya ke sekolah, lalu sore hari sepulang bekerja anak ia ambil. Kalau anaknya senang, sehat, ia ikut senang. Kalau anaknya ternyata tak dirawat dengan baik, barulah ia protes.
Sekolah dianggap tempat penitipan anak karena tak ada orang lain yang bisa merawat anaknya di rumah. Maka, ia titipkan saja anaknya ke sekolah.
Persepsi kedua adalah anggapan bahwa sekolah merupakan tempat semacam bengkel. “Orang tua menitipkan anaknya di sekolah untuk dibetulkan yang tidak beres, seperti perilaku, sikap, pengetahuan, dll,” ujar Doni. Intinya, orang tua ingin agar dengan membawa anak ke sekolah, anaknya menjadi individu yang lebih baik. Orang tua hanya membayar sekolah anaknya, di luar itu, bukan urusan dia. Yang penting, anaknya menjadi lebih baik.
Persepsi ketiga adalah sekolah sebagai keluarga besar. Artinya, orang tua menganggap para guru di sekolah sebagai satu keluarga besar yang membantu mendidik anak-anak mereka. Mereka menjadi perpanjangan tangan orang tua, dalam mendidik, karena orang tua merasa tidak cukup mampu dalam mendidik anak di masa yang kompleks ini.
Kolaborasi antara orang tua dan sekolah semestinya seperti sebuah keluarga. Ada kedekatan, keakraban, hubungan timbal balik, dan kepercayaan dalam mendidik anak-anak. Saat di sekolah, orang tua mempercayakan anak pada bapak ibu guru. Saat di rumah, ia aktif mendidik anak-anaknya dan memantau perkembangan mereka.
Kolaborasi yang baik akan memberikan dampak positif dalam diri anak dalam proses tumbuh kembang mereka.
Silakan saksikan lengkapnya melalui tautan berikut ini: